Rabu, 26 Januari 2022

Riview Film Dead Poets Society

 

Sutradara : Peter Weir

Produksi : Tahun 1989

Penulis : Tom Schulman

Durasi : 1 jam 30 menit ±



Film Dead Poets Society berlatar tempat di Welton Academy, sekolah asrama laki laki di Amerika Serikat. Dead Poets Society bercerita tentang seorang guru Sastra Inggris yang menginsirasi murid-muridnya lewat karya-karya puisi.

Gaya belajar yang diterapkan Mr. Keating tidak sejalan dengan kebijakan sekolah yang terkesan aneh karena metode pembelajaran Mr. Keating yang ortodok dengan prinsip yakni harus mempertahankan tradisi gaya belajar yang monoton,  membosankan dan kaku. Hal ini merupakan tujuan dari Welton Academy, yakni menyiapkan murid-murid untuk masuk universitas unggulan di Amerika. Maka keseharian murid di sekolah itu berjalan seperti robot yang hanya perlu diisi otaknya saja tanpa mempedulikan jiwa.

Ada seorang guru yang mengomentari cara mengajar Mr. Keating, guru itu berpendapat bahwa gaya mengajar Mr. Keating itu terlihat menarik namun menyesatkan. Termasuk kepala sekolah sendiri yang menyebutkan kan hal ini dapat berbahaya bagi murid murid nya. Bahwa untuk apa punya pemikiran bebas di usia 17 tahun.

“ Tunjukan padaku hati yang tak terkekang oleh mimpi bodoh, dan aku akan menunjukan padamu seorang pria yang bahagia.” Mr. Mcallister

“ Namun hanya dalam mimpi, mereka dapat menjadi seorang pria yang benar-benar bebas. Sungguh selalu demikian dan akan terus begitu.” Mr. Keating

Menonton film ini membuat saya teringat dengan sekolah saya, karena sekolah saya juga memiliki asrama seperti pondok pesantren. Saat itu saya juga muak dengan sistem sekolah saya, kemuakkan itu saya lampiaskan dalam bentuk tulisan yang berjudul “ Sebagai murid kita harus nakal” hehe. Tapi bukan nakal yang “merusak” yang saya sampaikan dalam tulisan itu, melainkan kebebasan berpikir yang ingin saya capai di sekolah.

Gaya mengajar Mr. Keating ternyata sangat menginspirasi bagi Neil Perry dan kawan-kawan untuk belajar sesuai keinginan diri dan bebas berekspresi. Ada satu pepatah yang sering dilontarkan Neil dan kawan-kawan yang didapat dari Mr. Keating yakni “Carpe diem” artinya rebutlah hari ini diiringi dengan teriakan yawp khas suku barbar yawp yawp yawp. Karena kata “Carpe diem” ini juga saya baru mengetahui nya dari Dr. Heri Tohari yang mana maksa singkat nya mengandung arti  petik lah hari ini

Lanjut, Neil mempunyai cita-cita menjadi aktor namun tidak sepemikiran dengan ayahnya. Ayahnya telah mengatur sedemikian rupa jalan hidup yang akan dijalani oleh Neil, tanpa pernah bertanya apa yang menjadi keinginan anaknya yang sesungguhnya. Awalnya Neil takut untuk mewujudkan mimpinya karena terkekang oleh ayahnya. Namun semenjak bertemu Mr. Keating dengan petuahnya Carpe diem rebutlah hari ini, membangkitkan keberanian Neil untuk hidup demi mimpinya, menyelami kehidupan sampai ke sumsum tulangnya.

Pada tahun film ini diproduksi, scene dalam film tersebut bermaksud menyindir sistem pendidikan dan pola asuh orang tua terhadap anak. Dimana tidak ada tawar menawar mengenai keberlangsungan hidupnya di muka bumi, sungguh pemikiran yang ortodoks heuheu. Apakah film itu masih relevan sampai sekarang? Absolut ya film itu masih relevan hingga saat ini. Banyak sekali jalan berlubang dalam sistem pendidikan di negeri tercinta kita, begitu pula pola asuh di negeri ini.

Apakah kita bisa merubah sistem tersebut?  Yang dimana seolah-olah telah mengakar dalam setiap nadi dan ruh dalam pendidikan kita. Entahlah saya sendiri juga tidak tahu, namun kita bisa bertaruh dan bertarung sisanya biarkan takdir yang menjawabnya.

 Ada berberapa point yang saya dapat kan dalam film tersebut, bahwa orang tua mendidik anak memang perlu otoriter agar anak tumbuh dan harus diimbangi dengan perhatian dan dukungan, agar anak merasakan kasih sayang dan pribadi yang tumbuh. Dan kita juga diajarkan untuk kebebasan berfikir secara akal sehat dan kebebasan dalam berekspresi. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Riview Noveltoon Selesa Rindu

Judul novel : Selesa Rindu Penulis : Ning Tia's  Jumlah Episode: 100 (belum tamat)  Status novel: masih berjalan  Genre: Romansa Modern ...